Menu

Blog Desa Batukarut

Blog ini dibuat atas inisiatif salah satu media informasi warga yang ada di wilayah Desa Batukarut, yaitu Radio Komunitas Kombas FM. Kepada para pembaca blog ini kami nantikan masukannya berupa kritik atau saran, serta partisipasinya dalam mengisi artikel/informasi-informasi yang bermanfaat bagi masyarakat Desa Batukarut khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, trims (dadang dharsana)

Rabu, 11 April 2012

Profil Budaya Desa


ADAT ISTIADAT DESA


1.        Adat Yang Berkaitan Dengan Siklus Hidup

a)  Kelahiran
Dalam menjelang kelahiran anak ada beberapa adat yang biasa dilaksanakan dalam  menjelang proses kelahiran diantaranya :
-   Syukuran Empat Bulan yaitu mensyukuri karunia yang kuasa karena janin yang terkandung dalam kandungan ibu di tiupkan Ruh atau MINTONI dalam kandungan(di Beri Nyawa)
- Tujuh Bulan(Tujuh sasihan) yaitu tradisi/adat yang biasa dilaksanakan oleh masyarakat dalam kebiasaan turun temurun guna mengetahui anak sebelum lahir yang dilakukan diantaranya :
·    Membelah Kelapa Kuning guna melihat anak tersebut akan lahir Laki-laki atau Perempuan dengan menggunakan golok sambil kelapa tersebut di atrik menggunakan seutas tali.
·  Mandi Belut adalah symbol untuk memperlancar kelahiran(supaya lungsur langsar)
·      Membuat Rujak dari 7 jenis buah buahan yaitu symbol agar anak lahir tersebut mempunyai sifat yang manis,asin dan sebagainya yang terkandung dalam buah tersebut.
·      Menyediakan Umbi-umbian dari 7 jenis umbi yaitu symbol dari hasil dari bumi yang dapat kita makan dan kita mamfaatkan.   

Dan sesudah kelahiran adat yang iasa dilakukan yaitu :
-    Puput Puser yaitu syukuran untuk mensyukuri bahwa anak tersebut telah lepas tali ari dari perut bayi yang ada diluar.
-  Aqiqah(Ekah) yaitu syukuran untuk mensyukuri dengan kelahiran anak yang dilaksanakan dari usia 7 hari s/d 40 hari dan di syukuri dengan memotong kambing/domba dengan jumlah yang disesuaikan dengan jenis kelamin akan tersebut apabila  Laki-laki memotong 2 ekor kambing/domba dan apabila perempuan memotong 1 ekor kambing/domba.
-   Turun Taneuh (awal mula anak bisa berjalan) yaitu syukuran dimana anak tersebut baru bisa berjalan.

b)   Sunatan
Sebelum pelaksanaan Khitanan ada beberapa tata cara atau adat yang biasa dilakukan diantaranya :
-       Nyekar  kepada keluarga yang sudah meninggal dunia
-    Turun mandi (Siram Kembang)yaitu mandi sehari sebelum anak tersebut di khitanan agar anak tersebut pas waktu dikhitan tidak terasa sakit dan anak tersebut supaya kelihatan segar.

c)  Pernikahan
Dalam pelaksanaan pernikahan dalam budaya kita ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebelum dan sesudah pernikahan diantaranya :
-       Nyekar  kepada keluarga yang sudah meninggal dunia
-    Ngeyeuk seureh yaitu tradisi sehari sebelum prosesi akad nikah yang bertujuan memperkenalkan keluarga kedua belah pihak dan memberikan wejangan bagi kedua calon mempelai dalam mengarungi kehidupan berumah tangga dengan di simbolkan beberapa barang.
-   Munjungan yaitu tradisi yang dilaksanakan setelah selesai pernikahan dan biasa dilakukan  sehari sesudah selesai prosesi pernikahan dengan mengunjungi keluarga pihak laki-laki dengn membawa makanan dan sebagainya guna lebih mempererat tali persaudaraan.

d)   Kematian
Kebiasaan yang dilakukan setelah prosesi pemakanan dilakukan diantaranya
-       Nyusur Tanah yaitu mengucapkan terima kasih pihak keluarga kepada orang-orang yang telah membantu mengurus jenazah dan dilakukan setelah selesai penguburan diadakan dirumah duka dengan membacakan doa bersama dan dikasih makan.
-       Tahlilan dilaksanakan selama 7 hari berturut-turut.
-   Matang puluh(40 hari kematian) tahlilan yang dilaksanakan  mengenang 40 hari kematian  dan mengirim berbagai makanan dan pakaian kepada orang yang telah mengurus jenazah.
-  Natus (100 hari kematian) tahlilan yang dilaksanakan  mengenang 100 hari kematian dan mengirim berbagai makanan dan pakaian kepada orang yang telah mengurus jenazah.

2.       Adat Tentang Sopan Santun
Adat tentang sopan santun yang biasa dilakukan oleh masyarakan dan kebiasaan yang diajarkan orang tua kepada anak-anaknya dimana orang yang muda harus lebih hormat kepada yang lebih muda sebaliknya yang yang tua harus menghargai yang lebih muda.kalau dalam bahasa sunda yaitu “Hormat Kasaluhureun,Ngajen Kasasama,Nyaah Kasahandapeun”

3.       Adat Pergaulan(Muda-mudi)
Pergaulan muda-mudi yang biasa dilakukan oleh kalangan muda pada umumnya dilakukan seperti pada umumnya pemuda sekarang dan seperti yang dilakukan di daerah lainnya.


4.        Adat Berkaitan Dengan Pengelolaan Sumberdaya Alam
Adat dalam pengelolan lingkungan dimana ada larangan kepada masyarakat untuk menebang pohon harus berusia diatas orang yang menebangnya dan larangan orang tua dulu dimana ada pohon atau yang berhubungan dengan pelestarian alam dimana jangan diganggu maka orang tua cukup mengatakan “Pamali” maka dapat dituruti oleh anak-anaknya.

5.        Tabu/Pantangan
Ada beberapa pantangan atau tabu yang tidak boleh dilaksanakan menurut adat atau budaya yang biasa dilakukan diantaranya :
o Ada beberapa larangan melaksanakan hajatan di bulan safar,reuwah,hapit dan mulud(sebelum tanggal 10 mulud)
o     Dilarang memelihara seekor kuda yang berbulu hawuk
o     Harus melaksanakan hajat buruan pada bulan muharam sebelum tanggal 10
o     Jangan jual beli di hari larangan bulan yang telah ditetapkan di setiap bulannya.
o     Jangan menikah di bulan safar
o     Yang lahir di bulan safar harus di mengadakan syukuran di setiap bulan safar
o     Jangan memperbaiki atau membangun rumah sebelum tanggal 10 mulud
o     Yang punya barang pusaka harus di bersihkan(di Muludkan) pada tanggal 12-14 mulud
Dan masih banyak lagi tabu atau pantangan orang tua kita waktu dulu

6.                              Petatah Petitih,Pantun

Ada beberapa pepatah petitih orang tua terdahulu didalam kehidupan diantaranya :
o   Tong diuk dina bangbarung bisi nontot jodo artinya jangan duduk di pintu agar tidak jauh dari jodoh pribahasa tersebut memberikan pantangan kepada anak-anak supaya jangan duduk di pintu yang akan mengganggu jalan masuk.
o    Tong heheotan di imah pamali bisi kosong pabeasan artinya jangan bersiul dirumah agar tempat beras di dalam rumah tidak kosong dan selalu berisi pribahasa tersebut memberikan pantangan kepada anak-anak supaya jangan berisul karena berisik dan bukan pada tempatnya.
o  Tong mandi saeunggeus dahar bisi lesang kuras artinya jangan langsung mandi setelah makan agar rezeki tidak cepat habis pribahasa tersebut memberikan pantangan kepada anak-anak supaya jangan kalau sudah makan langsung mandi akan mengakibatkan sakit.
o  Tong sare sareupna pamali artinya jangan tidur menjelang magrib pribahasa tersebut memberikan pantangan kepada anak-anak supaya jangan tidur sebelum shalat maghrib
o     Ulah hudang kapiheulaan kongkorongok hayam bisi rezeki dipiheulaan batur artinya bangun jangan terdahuli oleh suara ayam berkokok supaya rezeki tidak diambil orang lain pribahasa tersebut memberikan pantangan kepada anak-anak supaya bangun lebih subuh untuk giat mencari rezeki.
Masih banyak lagi hal-hal yang yang sering dilakukan oleh orang tua kita terdahulu untuk mendidik anaknya dengan cara petatah dan petiitih.


7.       Upacara/Ritual
Upacara atau ritual yang masih bertahan hingga kini di masyarakat Batukarut yaitu selalu dilaksanakan acara Ritual Muludan setiap tanggal 10 mulud dengan cara membersikan alat-alat pusaka yang terdapat di Bumi Alit Kabuyutan Peninggalan jaman dulu dan alat pusaka yang dimiliki masyarakat dari tanggal 12 s/d 14 Mulud.

8.        Permainan Tradisional
Ada beberapa permainan tradisional yang sering dilakukan anak-anak Batukarut dan sekitarnya diantaranya :
o        Sondah yaitu Permainan anak perempuan yang lebih kepada ketangkasan dan olah raga
o       Gatrik yaitu permainan anak laki-laki yang menggunakan sebilah bambu panjang dan pendek
o       Galah yaitu permainan ketangkasan dalam menjaga lawan tidak dapat masuk atau lewat
o          Sorodot Gaplok yaitu permainan anak laki-laki mengandalkan keterampilan dalam mengayunkan barang yang dari batu atau genting yang dibentuk lingkaran dan dilempar menggunakan kaki supaya mengenai batu atau genting lawan.
o   Ucing sumput yaitu permainan bersembunyi dan sdi cari oleh yang menjadi kucingnya.
o       Sasapian yaitu sejenis permainan yang mengandalkan kekuatan otot karena saling beradu satu sama lainnya.
o          Congkak yaitu  permainan anak perempuan yang menggunakan alat dari kayu yang dibentuk dan butiran batu yang di bagi-bagi
o          Loncat tinggi yaitu permainan anak perempuan yang menggunakan tali dari karet yang diloncati
o          Keser yaitu permainan seperti sorodot gaplok namun cenderung di geser.
o    Beklen yaitu permainan anak perempuan yang menggunakan bola karet dengan kerang yang dibulak-balik.
Dan banyak lagi permainan yang dilakukan oleh anak-anak jaman dulu.

9.       Pakaian Adat
Pakaian adat yang ada umumnya sama dengan adat sunda lainnya seperti untuk pakaian perempuan mengenakan Kebaya dan untuk laki-laki menggunakan kampret atau pangsi.

10.   Rumah Adat
Rumah adat yang ada Cuma yang terdapat di dalam Situs Bumi Alit Kabuyutan tempat yang di sucikan untuk menaruh benda – benda pusaka.

11.    Makanan Khas Tradisional
Ada beberapa makanan tradisional yang biasa di olsah oleh masyarakat Batukarut diantaranya :
o     Getuk lindri yaitu makanan dari Singkong
o     Naga Sari yaitu makanan dari tepung beras yang dibungkus daun pisang
o  Ali Agrem yaitu makanan dari tepung beras yang dicampur dengan gula merah kemudian di goring
o     Putri noong yaitu makanan yang terbuat dari tepung beras yang dibubuhi pisang
o    Bugis yaitu makanan yang terbuat dari tepung ketan tang di beri gula aren kemudian dibungkus menggunakan daun pisang
o Katimus yaitu makanan yang terbuat dari singkong yang dihaluskan kemudian dikukus
o     Lubi-lubi yaitu makanan yang terbuat dari ubi jalar yang ditumbuk kemudian di beri gula merah dan di goring dengan cara di bulat-bulat.
o   Ciu yaitu makanan yang terbuat dari tepung aci di campur dengan pisang yang di lebur kemudian dibungkus dengan daun pisang dan di kukus.
o  Burayot yaitu makanan yang terbuat dari tepung padi yang dicampur dengan gula merah kemudian di goreng kemudian setelah matang di jepit menggunakan bambu yang sudah dibentuk kaya jepitan
o     Ulen yaitu makanan dari beras ketan dicampur dengan kelapa
o     Dawet yaitu makanan yang terbuat dari tepung beras yang di kukus.
       Dan masih banyak lagi makanan yang sering dibuat dan dijadikan makanan sehari-hari


12.    Obat Tradisional
Ada berbagai macam obat-obat tradisional yang digunakan untuk mengobati suatu penyakit baik yang berasal dari tumbuhan atau dari minyak diantaranya :
o    Gegecok yaitu obat yang terbuat dari minyak tanah,minyak kelapa,bawang merah yang di tumbuk yang berkahasiat untuk mengobati anak panas dan sakit perut.
o Kiurat yaitu sejenis tumbuhan yang berkhasiat untuk menyembuhkan bengkak,keseleo,terkilir urat yng penggunaannya di campur dengan beras d tumbuk dan dioleskan.
o          Daun babadotan yang berkhasiat untuk penyembuhan luka pada kulit.
o          Daun kirinyuh yang berkhasiat untuk penyembuhan penyakit maag.
o          Daun sirih dan korejat berkhasiat untuk membersihkan mata.
o   Abu Gosok dan Garam berkhasiat untuk penyakit pengkak dengan cara digodog dengan air panas kemudian di rendam yang bengkaknya.
o      Daun Katuk berkhasiat untuk mengobati sariawan dan panas dalam dengan cara di tumbuk dicampur dengan air kemudian diminum.
o          Daun Edi untuk memperlancar kencing dan mengobati sakit pinggang.
o  Leuhang yaitu penyembuhan penyakit dengan menggunakan berbagai jenis daun-daunan yang direbus diantaranya yaitu daun manalika,daun sirih,daun salam,akar jambe,akar kelapa,daun jeruk,akar papaya.
o          Getah pohon jarak yang berguna untuk menyembuhkan sakit gigi.
o          Air Kencing Sendiri bekhasiat untuk mengobati jerawat.
o          Air Susu Ibu (ASI) berkhasiat untuk menyembuhkan sakit mata pada anak-anak.
Dan banyak lagi obat-obat tradisional yang sering dibuat untuk mengurangi dan menyembuhkan berbagai penyakit



SISTEM KEMASYARAKATAN

1.        Pemerintahan/Organisasi Kemasyarakatan
a)   Struktur Lembaga Adat Sunda
DI Desa Batukarut telah terbentuk suatu lembaga adat sunda yang telah ada sejak dulu dan sampai saat ini masih aktif keberadaannya dengan susunan sbb:


SUSUNAN PENGURUS SASAKA WARUGA PUSAKA
LEBAKWANGI – BATUKARUT
2010-2013

I.   Pelindung                             :     Kepala Desa Batukarut
                                                          Kepala Desa Lebakwangi
II.  Ais Pangampih                   :    Ibu Hj.Mamih Jueningsih
                                                         Bp.Drs.H.M.A.II Danya
                                                         Bp.H.Oman Rohman
                                                         Bp.H.Sutia
                                                         Bp.Drs.H.Tatang Tarmana
                                                         Bp.Andi Palmini
III. Pangurus Sadidinten
       Pupuhu                                 :    Bp.Ir.Wawan Suherman
       Wakil Pupuhu I                   :    Bp.Tarlan Somantri
       Wakil Pupuhu 2                   :    Bp.Deden Taufik,SE
       Giring Serat                         :    Bp.Aip Rosidi
       Wakil giring Serat               :    Bp.Drs.Endang Tarmana
       Panata Harta I                    :    Bp.Drs.H.Yan Djuarsa,M.Si
       Panata Harta II                  :    Bp.Drs.Deden Rucita,MM
       Pembantu Umum               :    Bp.Jeje
                                                          Bp.Agus
   Bp.Dedi Sukarya
   Bp.Alit Witarsa
   Bp.Uden Duparya
   Bp.Ade Warman
   Bp.Cecep Mudiana,S.Ip
   Bp.Dadan
   Bp.Entang Hidayat
     Juru Kunci                             :   Bp.H.Enggin
                                              Bp.Anang
     Juru Simpen Gamelan         :   Bp.Ayib
                                             Bp.Uun
     Seksi-seksi : Terlampir


b)       Tugas,Fungsi dan Wewenang
       Tugas fungsi dan wewenang lembaga adat sunda yaitu mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan,tatacara dalam setiap waktu dan pelaksanaan setiap ritual/upacara buhun vdiantaranya dalam pelaksanaan kegiatan Muludan dan ritual pembersihan benda-benda pusaka yang terdapat di dalam Situs Bumi Alit Kabuyutan,dan kegiatan-kegiatan lain dalam pelaksanaan yang berhubungan dengan adat istiadat budaya sunda khususnya mengenai kegiatan di Sasaka Waruga Pusaka Kabuyutan


c)       Sumber Penghasilan Lembaga Adat
      Pada dasarnya Lembaga adat Sunda SASAKA WARUGA PUSAKA tidak mempunyai sumber pendapatan tetap adafun kegiatan yang dilaksanakan anggarannya bersumber dari bantuan pemerintah maufun dari Swadaya masyarakat.

2.        Hukum Adat/Norma Dan Sanksi
     Hukum adat pada dasarnya tidak terlalu menekan bahkan condong untuk sekarang ini hukum mengikuti hukum Negara dimana setiap orang yang melanggar adat hanya mendapatkan sangsi social dari masyarakat sedangkan yang melanggar adat berupat penggaguan situs budaya itu sepenuhnya di serahkan kepada hukum perundang-undangan yang berlaku.


3.        S 3.    Sistim Nilai
a)        Adat Yang Berkaitan Dengan Gotong Royong
   Adat yang masih kental dan masih terasa dan sering dilaksanakan dari segi kegotongroyongan yaitu apabila akan menyambut acar Muludan sering dilaksanakan kerja bakti pembersihan situs dan pembersihan ke gunung Alit tempat dimana leluhur Batukarut-Lebakwangi di makamkan,dan juga menjelang bulan suci Ramadhan.

b)       Adat Yang Berkaitan Dengan Musyawarah
      Musyawarah sering dilaksanakan menjelang kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan di Lembaga adat sunda seperti persiapan menjelang muludan sampai dengan selesainya kegiatan tersebut.

c)        Adat Yang Berkaitan Dengan Keadilan,Kejujuran dan Kesederhanaan
       Nuansa keadilan, kejujuran dan kesederhanaan sangat terasa terliha dari jamuan dan tidak membeda-bedakan status ekonomi semua menyatu makan bersama dan tidak ada kesenjangan social di kalangan masyarakat.



SISTEM KESENIAN

1.        Kesenian Tradisional
     Berbagai jenis kesenian yang terdapat di tatar sunda merupakan budaya yang kental dengan kehidupan masyarakat kita tetapi sampai saat ini kesenian merupakan ciri dari budaya itu sendiri dan kesenian tradisional yang masih eksis di wilayah Batukarut diantaranya :
a)       Tarian
       Berbagai jenis tari tradisional yang ada dan keberadaannya masih ada yaitu:
o         Jaipongan
o         Ketuk Tilu
o         Srimpit
o         Ngayuban
o         Penca Silat
b)       Musik/Suara
       Berbagai jenis musik tradisional yang ada dan keberadaannya masih ada yaitu:
o         Gondang
o         Degung
o         Angklung
o         Calung
o         Reog
o         Buncis (Reog+Angklung)
o         Cianjuran
o         Kacapi Suling
o         Jibrut(jenis music yang dihasilkan dari anggota tubuh manusia itu sendri) sempat ada dan sekrang keberadaannya hamper lenyap seiring dengan orang yang memainkannya sudah pada meninggal.

c)        Ukiran/Pahat
     Ukiran dan pahat yang ada di masyarakat Batukarut hanya sebatas ukiran untuk kebutuhan sendiri dan tidak di perjaul belikan seperti ukiran hiasan dinding dan alat rumah tangga.

2.                  2.   Kerajinan Masyarakat
Berbagai kerajinan tangan yang dihasilkan oleh masyarakat Batukarut yang pengolahannya secara tradisional diantanranya yaitu pengrajin alat Rumah tangga (Seeng) yang masih di tempa menggunakan palu yang terdapat di Kp.Cihamerang Desa Batukarut,juga pembuat bakul dan alainnya yang terdapat di Kp.Talun Rw.08 Desa Batukarut.


SISTEM BAHASA DAN AGAMA

1.        Bahasa Tulisan dan Lisan (Jenis dan Dialek)
Bahasa tullisan yang ada di lingkungan lembaga adat sebagian sudah menggunakan tulisan latin dan tetapi dalam benda-benda pusaka masih juga terdapat tulisan sunda Buhun sedangkan untuk bahasa yang digunakan sehari hari yaitu bahasa Sunda yang wajib digunakan dalam setiap kegiatanyang berhubungan dengan kegiatan tradisional.
 
2.        Agama/Kepercayaan Yang Dianut Masyarakat
Seiring dengan perkembangan jaman dan berbagai budaya yang masuk tidak luput dari pengaruh kepercayaan masyarakat dimana agama yang dianut sebagian besar warga batukarut beragama islam dan bagi kalangan lembaga adat sunda menganut agama islam yang masih kental dengan budaya buhun yang sampai saat ini masih melekat guna pelestariian adat budaya buhun.
 
3.        Kitab
Meskipun adat dan budaya buhun yang masih melekat dan kental dengan budaya buhun tetap Al-Quran menjadi kitab satu-satunya pegangan warga kami dan kalangan lembaga adat sunda.


PERMASALAN DAN USULAN

Keaslian(orisinalitas) kepribadian bangsa yang terkandung pada seni dan budaya masa lampau lebih tampak dari pada yang timbul pada masa selanjutnya,zaman dulu percampuran antar bangsa  masih sulit atau belum ada sama sekali oleh karena itu seni yang diciptakan kemudian baik sebagai perkembangan model atau ciptaan lainnya yang berakar dari seni masa lampau dapat terjamin kemurniannya hal semacam ini dapat dikatakan mempertahankan jati diri bangsa.
Permasalan sekarang ini yang sering muncul dalam pelestarian budaya dan adat istiadat yaitu kurangnya sosialisasi dari pemerintah mengenai pentingnya memelihara dan melestarikan budaya dan adat istiadat sunda agar generasi yang akan datang memahami keanekaragaman budaya kita sehingga generasi yang sekarang ini juga dapat merasa memiliki dan menyayangi akan budaya dan adat istiadat kita,permasalahan lain yang timbul yaitu kurangnya kepedul;iabn dari orang tua itu sendiri untuk mengajarkan kepada anak-anaknya mengenai budaya dan adat istiadat kita dan juga keterbatasan sarana dan prasarana yang mendukung dalam hal pelestarian budaya sunda.
Agar budaya dan adat istiadat kita dapat dinikmati sampai generasi yang akan datang terasa pemerintah harusnya berperan aktif melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengajarkan pendidikan kebudayaan sejak dini kepada kalangan anak usia sekolah dan tidak menutup kemungkinan dalam pengembangan kebudayaan tersebut dibarengi dengan pengadaan sarana dan prasarana yang memudahkan kita dalam menggali potensi tentang budaya kita.

(sumber : buku profil budaya desa batukarut, 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar